Laman

Powered by Blogger.

Tuesday, May 13, 2014

Melankolis

Selama ini aku tetap pada peranku. Peran yang selalu aku dapatkan dalam drama kehidupan ini.
Melankolis itu kondisi disaat diri lo mau ngapa-ngapain berasa galaaau terus. Dikit-dikit galau, lagi nonton tv galau, lagi makan galau, lagi dengerin musik galau, lagi dikamar mandi pun galau. Berasa nggak ada hal lain yang harus dikerjakan selain galau. Padahal biasanya tuh penyebabnya nggak penting-penting amat. Iya, si amat. Anak kampung sebelah.


Semuanya dimulai saat negara api menyerang beberapa bulan yang lalu. Aku sendiri lupa kapan bertama kali bertemu dia. Yang pasti di Kampus dan... saat itu wajahnya terasa familiar. Kesan pertama aku melihatnya, dia lumayan. Manis. Imut. Lucu. Dan... Menarik. Entah apa yang membuatku tertarik padanya. Tapi ayolah, ini hal wajar, bukan? Seorang cewek puber yang memiliki rasa ketertarikan terhadap lawan jenisnya. Pada awalnya semua terasa biasa saja. Iya, ia memang menarik, tapi tidak untuk selebihnya.
Entahlah, entah apa yang aku pikirkan, lama kelamaan ketertarikanku semakin bertambah saat aku melihatya. Padahal kami pun jarang bertemu. Dan...baiklah. ku akui memang akhir-akhir ini, memasuki semester kedua ku di universitas ini, dan semester keempatnya, aku lebih sering melihatnya. Setidaknya minimal aku bisa melihatnya 2 kali dalam seminggu. Melihat. Hanya melihat. Tanpa mengobrol, ataupun bertegur sapa. Jelas saja. Kami tak saling mengenal. Kami belum pernah berkenalan. Ia sudah pernah melihatku saja aku sudah bersyukur setengah mati.
Selama ini aku tetap pada peranku. Peran yang selalu aku dapatkan dalam drama kehidupan ini. Secret Admirer. Bagaimana lagi? Aku tak bisa berbuat apa-apa. Untuk melihatnya, tersenyum padanya pun aku tidak berani. Bagaimana mau berkenalan dengannya. Yaah, terkadang aku sering memikirkan kemungkinan kemungkinan tentangnya, dan menurutku dia setidaknya lebih mudah 'dijangkau' dibandingkan dengan orang-orang lain yang pernah menarik diriku. Tapi tetap saja, untuk datang padanya dan memperkenalkan diriku......, entahlah.

Senin, 12 Mei 2014.
Hari itu adalah hari besar bagi universitasku. Sangat besar. Hari yang memiliki arti sangat besar. Awalnya aku sempat mencari keberadaan dirinya, karena dia seharusnya menjadi salah satu mentorku, tapi setelah mencari-cari tak juga menemukannya, aku pun tak terlalu berharap lagi. Tapi ternyata hal yang tak terduga pun terjadi. Aku melihatnya, lagi-lagi hanya melihat. Kali ini dalam jarak yang sangat dekat. Amat dekat. Aku bahkan sempat membandingkan tinggi badanku dengannya. Tak sampai disitu, banyak hal-hal yang membuat dirinya ada di dekatku. tidak, mungkin dia tidak memperhatikanku, meskipun aku berusaha untuk dilihat olehnya. Setelah itu, saat sudah sampai di tempat tujuan, tak disangka ia ada dekat dengan kami. Lagi-lagi karena posisinya sebagai mentorku yang membuat semuanya terjadi. Dan kau tahu? Aku sempat berbicara dengannya! Oke, mungkin ini terdengar berlebihan, tapi sungguh aku tak dapat menyembunyikan perasaanku yang berbunga-bunga setiap kali mengingatnya. Kata-kata sederhana. Hanya kata-kata meminta tolong, yang dijawab dan dilakukan olehnya. Terasa sangat spesial. Sangat amat spesial. Tapi mungkin aku terlalu bodoh untuk melupakan kata 'terimakasih'. Yah, kadang saat kau berbicara dengan seseorang yang menurutmu spesial, otakmu tidak dapat bekerja seperti biasanya. Jujur saja, sampai saat ini, efek dari kejadian kemarin masih mempengaruhiku. Iya, aku merasakan yang namanya melankolis. Sebentar-sebentar keingetan, senyum-senyum sendiri, sebentar-sebentar galau galau nggak jelas. Yah biasalah ABG labil.

Tapi jika aku diberikan kesempatan, kesempatan untuk berkenalan dengannya, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin. Sungguh. Semoga saja ada namaku yang tertulis dalam selembar kehidupanmu. Aamiin.


Putri

No comments:

Post a Comment

Terima kasih yang mau komentar, saya terharu :')